Said bin Abi Arubah berkata:
Pada suatu ketika, Al-Hajjaj bin Yusuf melaksanakan ibadah haji. Ia melintasi kawasan antara Makkah dan Madinah dengan membawa perbekalannya.
Al-Hajjaj berkata kepada pengawalnya (paspampres :D), "Bawalah seseorang untuk ikut makan bersamaku."
Pengawalnya bergegas pergi dan ternyata ia menemukan seorang badui (Madura: oreng gunung na'nong batoh kalettak :D) yang sedang tidur. Si pengawal kemudian menendangnya dan berkata, "Temuilah bapak menteri!"
Lalu orang badui bangun. Sesampainya di hadapan Al-Hajjaj, ia memerintahnya,
"Basuh tanganmu dan mari makan bersamaku."
Orang badui berkata, "Aku telah terpanggil oleh yang lebih baik dari Anda."
"Siapakah dia?" Selidik Al-Hajjaj
Si badui menjawab, "Dialah Allah yang memanggilku untuk berpuasa. Dan akupun terpanggil melaksanakannya."
"Di saat panas menyengat seperti ini?" Balas Al-Hajjaj.
"Iya. Bahkan aku pernah berpuasa di hari yang lebih ganas dari sekarang." Jawab si badui dengan mantap.
"Kalau begitu besok saja kau berpuasa. Biar hari ini kau berbuka saja." Tawar Al-Hajjaj.
"Asal Anda menjamin bahwa besok aku masih hidup." Bantah si badui.
"Ah, sudah pasti aku tak bisa." Jawab Al-Hajjaj.
"Nah, jika Anda tidak bisa menjamin, lalu bagaimanan bisa Anda meminta saya bersegera terhadap sesuatu yang sudah ditetapkan?"
"Makanan kami lezat." Al-Hajjaj tak mau kalah.
"Bukan Anda atau koki Anda yang membuat makanan itu lezat. Yang membuat makanan terasa lezat adalah sehat." Kata si badui.
ALF QISHSHAH WA QISHSHAH
(1001 Kisah)
Karya: Hani Al-Hajj