1
Aku menginginkan senapan
aku jual cincin ibuku
demi kuperoleh sebuah senapan
kugadaikan koperku
kugadaikan buku tulisku
demi kudapatkan sebuah senapan
bahasa yang kita pelajari
buku-buku yang kita baca
sajak-sajak yang kita hafal
belum senilai satu dirham
bagi sebuah senapan
Aku menginginkan senapan
aku jual cincin ibuku
demi kuperoleh sebuah senapan
kugadaikan koperku
kugadaikan buku tulisku
demi kudapatkan sebuah senapan
bahasa yang kita pelajari
buku-buku yang kita baca
sajak-sajak yang kita hafal
belum senilai satu dirham
bagi sebuah senapan
2
Sekarang aku sudah punya senapan
bawalah aku bersama kalian ke Palestina
ke tanah sendu seperti wajah Magdalena
ke gubah biru, ke bebatu tanah nabi
dua puluh tahun, dan aku
terus mencari tanah pertiwi dan jadi diri
yang di sana terdapat rumahku
dan terus kucari negeriku yang dikepung dengan kabel
aku cari masa kanak-kanakku, kawan-kawan kampung halamanku
buku-bukuku, foto-fotoku
setiap sudut-sudut hangat dan vas bunga
Sekarang aku sudah punya senapan
bawalah aku bersama kalian ke Palestina
ke tanah sendu seperti wajah Magdalena
ke gubah biru, ke bebatu tanah nabi
dua puluh tahun, dan aku
terus mencari tanah pertiwi dan jadi diri
yang di sana terdapat rumahku
dan terus kucari negeriku yang dikepung dengan kabel
aku cari masa kanak-kanakku, kawan-kawan kampung halamanku
buku-bukuku, foto-fotoku
setiap sudut-sudut hangat dan vas bunga
3
Kini aku punya senapan
bawalah aku bersama kalian ke Palestina, para pejuang
aku ingin hidup atau gugur sebagai pejuang
aku ingin tumbuh di tanahnya
sebagai buah zaitun
ladang apel
atau semerbak bebunga
jika ada yang bertanya tentang problemku
katakan bahwa senapanku adalah problemku
4
Kini aku punya senapan
aku masuk dalam daftar pasukan revolusi
menerjang duri dan debu
dan berjubah kematian
garis takdir tidak bisa menolakku
akulah yang akan mengubah takdir
Kini aku punya senapan
aku masuk dalam daftar pasukan revolusi
menerjang duri dan debu
dan berjubah kematian
garis takdir tidak bisa menolakku
akulah yang akan mengubah takdir
5
Wahai para pasukan revolusi
di Yerussalem, di Hebron, di Beit She’n, di Lembah Yordan
di Bethlehem
sebagaimana kalian merdeka
majulah!
majulah!
sebab kisah perdamaian drama belaka
keadilah juga drama
ke Palestina dalam satu barisan
melewati moncong senapan
Catatan: puisi ini diterjemahkan dari salah satu puisi politik Nizar Qabbani yang berjudul “Thariq Wahid”. Pernah dinyanyikan oleh Ummu Kultsum dengan judul “Ashbaha ‘Indi Al-An Bunduqiyyah”.