Aku menangis
hingga air mata mengering
aku memanjatkan doa
hingga lilin-lilin meleleh
aku bersujud
hingga ia membuatku bosan
perihal Muhammad
dan perihal Yesus
kota semerbak para nabi
jalan patas
antara langit dan bumi
kota menara agama
gadis cilik cantik
yang jemarinya terbakar
matamu tampak duka
yang pernah dilintasi Sang Rasul
batu-batu jalanan tampak getir
menara-menara masjid tampak pilu
wanita cantik berbalut kain hitam
siapakah yang membunyikan lonceng
di Gereja Makam Kudus
pada hari Minggu pagi?
pada anak-anak
di malam perayaan natal?
kota kesedihan
bulir-bulir air mata
yang bertengger di pelupuk mata
atas dirimu, oh mutiara agama-agama
siapakah yang akan mebasuh darah
dari batu-batu di tembok?
siapa yang akan menyelamatkan Injil?
siapa yang akan menyelamatkan Al-Qur’an?
siapa yang akan menyelamatkan Kristus
dari orang-orang yang membunuh Kristus?
siapa yang akan menyelamatkan manusia?
oh Yerussalem, kekasihku
esok pohon lemon akan berbuah
tangkai dan cabangnya yang hijau
akan tumbuh dan bahagia
kawanan merpati yang pernah pergi
kembali pulang
ke atap-atap suci
mereka bisa saling berjumpa
dengan ayah-ayah mereka
di bumimu yang permai
oh negeriku
negeri zaitun
negeri kedamaian
Sumber: Tanah yang Terjajah (Diva Press, 2021), terjemahan Musyfiqur Rahman, hlm. 144.